Perkara Ahok : Pemerintahan Jokowi-JK Terkena Tsunami
Ganjar Darusallam (kiri) |
Lapmi Bandung, Opini –
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur Non Aktif DKI Jakarta
yakni Basuki Tjahja Purnama (Ahok) telah menimbulkan kegaduhan nasional
dalam berbagai sektor kehidupan. Hal tersebut tidak semata-mata terjadi
tanpa sebab, bukan sekedar Ahok merupakan salah satu calon gubernur DKI
Jakarta namun ada kepentingan berskala nasional yang sangat dipengaruhi
oleh Ahok. Melihat kasus yang dihadapi Ahok mungkin sensitif, namun
reaksi yang ditimbulkan termasuk presiden yang sangat terlihat begitu
reaksioner dalam kasus ini menjadi suatu indikasi adanya kepentingan
yang sangat besar di balik kasus Ahok, pasalnya terjadi beberapa kasus
yang menimpa kepala daerah namun presiden tidak sereaksioner seperti
sekarang ini.
Bukan menjadi rahasia lagi jika
pergerakan dan penyebaran komunisme di Indonesia mulai bermunculan lagi
bahkan secara terang-terangan. Dewasa ini yang menjadi simbol komunisme
teralh beralih dari Soviet yang runtuh ke China. China tampil sebagai
negara yang mengalami kemajuan secara cepat. Dapat dikatakan bahwa China
bagi negara lain seperti Panda yang lucu dan menarik. Dalam konsepsi
politik. Penguasaan dan dominasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
antar negara maupun antar bangsa, bahkan sampai ada munculnya teori
ketergantungan (dependency teori) yang dikemukakan oleh Andre Gunder
Frank dkk yang berintikan adanya ketergantungan negara ketiga terhadap
negara kesatu.
Negara kesatu merupakan negara-negara
maju, negara-negara yang menguasai perekonomian dan politik dunia
sedangkan negara-negara ketiga adalah negara-negara yang masih mencoba
untuk berkembang dan dalam perkembangannya membutuhkan bantuan negara
pertama. Begitupun dengan perkembangan China dewasa ini yang pada
akhirnya akan menguasai negara-negara lain melalui jalur ekonomi dalam
rangka menyebarkan dan membumikan kembali komunisme.
Indonesia sebagai negara yang begitu
kaya dengan bonus demografi yang besar senantiasa menjadi rebutan bagi
negara-negara lain, setelah Amerika, kini China yang menggerogoti
Indonesia. Berdasarkan realita politik. Jokowi sebagai presiden memiliki
kedekatan yang sangat intens denga China bahkan dari sebelum terpilih
sebagai presiden. Sedangkan Jusuf Kalla memiliki kedekatan dengan negara
Paman Sam, Amerika Serikat terutama dengan Orang-orang demokrat
Amerika. Sehingga kita harus memahami bahwa transisi terjadi bukan hanya
dari SBY-Jokowi namun lebih jauh dari itu adalah peralihan mitra
Indonesia dari Amerika ke China yang mana keduanya merupakan rival dalam
konteks global.
Berdasarkan kondisi tersebut bukan tidak
mungkin dalam pemerintahan RI akan timbul adanya dua matahari yakni
Jokowi dan Jusuf Kalla. Indikasi yang menunjukan hal tersebut nampak
dari adanya beberapa menteri yang secara terang-terangan “tidak nurut”
terhadap presiden Joko Widodo sehingga dengan terpaksa presiden harus
mengganti beberapa menteri dengan orang-orang yang dirasa tidak
mengganggu stabilitas pemerintahannya.
Dengan terpilihnya Donald Trump dari
Partai Republik sebagai presiden Amerika Serikan mengalahkan rivalnya
Hillary Clinton dari Partai Demokrat memberikan imbas terhadap Indonesia
termasuk dengan semakin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan bahan-bahan pokok
terutama daging sapi, hal ini jelas mengurangi daya beli masyarakat.
Maksud saya bahwa presiden seharusnya memperhatikan kondisi tersebut dan
bukan hanya intens mengawal Ahok.
AHOK menjadi TERSANGKA. Jauh sebelum
Ahok ditetapkan sebagai tersangka, presiden Joko Widodo gencar melakukan
safari politik dengan mengundang ormas-ormas Islam dan mendatangi
instansi-instansi militer. Hemat saya langkah yang diambil oleh presiden
dalam masalah ini tidak perlu terlalu reaksioner dan over karena imbas
dari langkah-langkah yang dilakukan oleh presiden menyebabkan kegaduhan
nasional. Ditambah lagi dengan “adu domba” ulama yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu, Presiden mungkin bermaksud melindungi minoritas,
namun untuk apa melindungi minoritas yang merusak dan mengabaikan
mayoritas yang kitab sucinya di hina? mengapa presiden memilih untuk
membela Ahok daripada jutaan rakyat Indonesia?
Saya merasa heran dengan perdebatan di
kalangan umat islam sendiri, sudah jelas-jelas yang dilakukan oleh Ahok
merupakan tindakan pelecehan dan penistaan agama. Dimana tidak salahnya
Ahok dalam hal ini? Masyarakat jangan mau dibohongi Pakai Status
Tersangka, saya rasa tidak etis seorang calon Gubernur menyandang status
tersangka. Efek dari masalah ini bukan hanya soal politik, bukan hanya
soal hukum, bukan hanya soal ekonomi namun berdampak terhadap keutuhan
NKRI terutama persatuan dan kesatuan, harus diupayakan agar kasus Ahok
tidak memiliki efek sistemik terutama terhadap keutuhan NKRI. Oleh
karena itu masyarakat dan mahasiswa harus bersiap diri untuk terus
berjuang dan melawan ketidakadilan dan kedzaliman dengan melakukan
aksi-aksi demonstrasi yang lebih masif, penegak hukum harus berlaku
seadil-adilnya, tidak melakukan rekayasa-rekayasa karena intervensi dari
pihak manapun untuk melindungi Ahok. Salah satu tujuan hukum adalah
menciptakan keadilan, ketika dalam hal ini hukum yang dilaksanakan tidak
memenuhi keadilan maka telah gugurlah hukum yang ditegakan indonesia
dari tujuannya.
Kepolisian RI dan Tentara Nasional
Indonesia memang merupakan alat kelengkapan negara, namun bukan alat
yang harus tunduk pada satu orang saja, bukan alat presiden, bukan alat
bagi yang mau membayar, bukan alat yang harus tunduk pada pihak yang
memiliki nafsu kekuasaan, namun milik seluruh rakyat Indonesia. Arogansi
yang dilakukan oleh pihak kepolisian serta tindakan mengkriminalisasi
terhadap para pendemonstran 4 November lalu terhadap para aktivis
mahasiswa menunjukan adanya penurunan integritas kepolisian dalam
menciptakan ketertiban. Suara-suara serta aspirasi di republik ini mulai
dibungkam, korban-korban politik mulai berjatuhan, teror-teror mulai
dilakukan, tapi seyogyanya seorang mahasiswa harus siap mengorbankan
dirinya untuk suatu perubahan, untuk suatu perlawanan terhadap
penindasan dan untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.
Pernyataan dari Kapolda Metro Jaya,
Komjen. Pol. Iriawan yang memprovokasi masa dari FPI untuk memukuli para
pendemo dari HMI yang ia katakan sebagai provokator merupakan tindakan
yang tidak etis dilakukan oleh seorang kapala kepolisian yang seharusnya
menjaga ketertiban dan kemanan namun justru menimbulkan keresahan dan
kegaduhan. Pagi tadi salah satu aktivis yang mengunggah video provokasi
kapolda Metro Jaya terhadap FPI untuk memukuli HMI ditangkap dan
langsung ditetapkan sebagai tersangka. Oleh karena itu kami menuntut
pembebasan para aktivis mahasiswa yang dipenjarakan serta agar yang
bersangkutan dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Metro Jaya.
Kesimpulannya bahwa tidak terlalu sulit
menilai dan memutuskan kasus Ahok jika menggunakan pendekatan hukum.
Meskipun ada asas praduga tidak bersalah (presumption of innocence)
namun tindakan pelecehan dan penistaan agama yang dilakukan Ahok adalah
suatu kejahatan namun menjadi rumit karena proses yang dilakukan
berkaitan erat dengan pendekatan politik. Artinya hukum harus ditegakan
karena Ahok adalah seorang penista agama. Masyarakat jangan terjebak
dengan isu-isu baru yang tercipta dari efek-efek persoalan ini. Jika
kita Bangga terhadap Indonesia yang berbhineka dan berPancasila dengan
sikap saling toleran terhadap umat beragama maka mari kita sama-sama
jaga soliditas dan persatuan Indonesia.
Yakin Usaha Sampai!
Ganjar Darussalam
Penulis adalah Ketua Umum HMI Cabang Bandung
Perkara Ahok : Pemerintahan Jokowi-JK Terkena Tsunami
Reviewed by Unknown
on
12/26/2016
Rating:
Tidak ada komentar